Pengantar Manajemen

|

Konsep Dasar Manajemen

  1. Manajemen adalah proses merencana, mengorganisasi, mengarah-kan, mengoordinasikan serta mengawasi kegiatan mencapai secara efisien dan efektif tujuan organisasi.

  2. Proses manajemen dilakukan oleh manajemen bawah, menengah dan puncak.

  3. Manajemen dalam pengertian orang menjalankan peranan melakukan hubungan pribadi, pemberi informasi dan pengambil keputusan.

  4. Manajemen harus berketerampilan konseptual, manusiawi, dan teknis.


Sejarah Manajemen

  1. Manajemen dapat dianggap sebagai suatu seni atau ilmu atau profesi.

  2. Manajemen sukses ada semenjak tahun 5000 SM dan berkembang terus sampai saat ini melalui pendekatan klasik, perilaku kuantitatif dan modern.

  3. Perkembangan terakhir manajemen berupa pemikiran tentang kriteria sukses dari perusahaan konsultan McKinsey.

Konsep Manajemen Masa Depan

  1. Manajemen masa depan bertujuan meningkatkan ROI, produktivitas dan kualitas hidup manusia.

  2. Manajemen masa depan mendasarkan tindakannya pada aspek kuantitatif dan perilaku manusia.

  3. Manajemen masa depan akan menghadapi isu inflasi, sumber daya yang makin langka, nilai sosial budaya masyarakat, teknologi, hubungan karyawan dan manajemen, etika dan tanggung jawab sosial, konflik-konflik dan globalisasi.

  4. Manajemen masa depan akan menghadapi masalah yang datang dari sektor industri dengan jasa dan untuk itu perlu informasi yang dicari dengan sistem informasi manajemen yang baik.

Tujuan Organisasi

  1. Tujuan organisasi penting dan perlu sebagai alat pemersatu kegiatan anggota organisasi.

  2. Manajemen berdasar tujuan perlu diketahui dan dihayati orang sehingga apa yang dikerjakan orang itu jelas, melibatkan semua orang, koordinasi tercapai, kegiatan terintegrasi, penilaian mudah.

  3. Pelaksanaan Manajemen Berdasarkan Tujuan berdasarkan keper-cayaan kemampuan dan dukungan.

  4. Manajemen Berdasar Tujuan ada manfaat dan kelemahannya.

Strategi, Kebijakan, Program dan Taktik

  1. Setelah tujuan ditentukan langkah berikut yang perlu diambil oleh manajemen ialah menetapkan strategi, kebijaksanaan dan taktik untuk pencapaian tujuan tersebut.

  2. Strategi merupakan garis besar haluan organisasi. Kebijaksanaan menerjemahkan strategi dan taktik merupakan pelaksanaan strategi dan kebijaksanaan menghadapi situasi dan kondisi setempat.

  3. Tujuan, strategi, kebijaksanaan dan taktik digariskan berdasarkan proses pengambilan keputusan yang ilmiah, yang merupakan bagian proses perencanaan.

  4. Strategi dan kebijaksanaan dapat dipilih dan banyak variasinya.


Batasan Perencanaan

  1. Perencanaan dan rencana bermanfaat bagi manajemen.

  2. Bagaimanapun juga perencanaan itu mungkin didasarkan prakiraan yang tak handal, masalah yang sama tak akan berulang kembali, cenderung kaku, mahal, dan perlu waktu.

  3. Namun, hal yang disebut pada butir 2) dapat dihindari.


Teori Organisasi Klasik

  1. Konsep tentang organisasi perlu diketahui dan dihayati agar kita memaklumi latar belakang adanya organisasi dan ikut mengembangkannya.

  2. Konsep organisasi dibedakan ke dalam konsep klasik, neoklasik dan modern.

  3. Konsep klasik terdiri atas konsep birokrasi, administrasi dan manajemen ilmiah.

  4. Konsep birokrasi berakar pada konsep program rasional, sistem dan prosedur dan hubungan formal yang tidak personal. Konsep administrasi didasarkan pada disiplin, kesatuan perintah, kesatuan pengarahan, kepentingan umum, balas jasa, sentralisasi, rantai skalar, keadilan, stabilitas, inisiatif, dan semangat korps. Manajemen ilmiah berdasar kaidah dasar manajemen, yaitu penggunaan metode ilmiah, seleksi dan latihan ilmiah dan pengembangan karyawan secara ilmiah, pendekatan karyawan oleh manajer.


Teori Organisasi Neoklasik

  1. Teori organisasi neoklasik mendekati organisasi sebagai kelompok orang dengan tujuan bersama.

  2. Teori organisasi neoklasik hasil “pembenahan” teori organisasi klasik dengan unsur manusiawi lebih ditonjolkan.

  3. Pembenahan meliputi aspek pembagian kerja, proses skalar dan fungsional, struktur organisasi, rentang kendali, di samping itu dimunculkan konsep tentang organisasi informal.


Teori Organisasi Modern

  1. Teori organisasi modern merupakan teori yang mendekati masalah sebagai suatu sistem keseluruhan, memperhatikan berbagai variabel dan memahami proses dinamis.

  2. Teori modern membicarakan keterkaitan bagian dalam sistem dan hubungan sistem dengan lingkungannya.

  3. Menurut teori modern, organisasi terdiri dari bagian yang tersusun dalam sistem di mana orang di dalamnya berinteraksi mencapai tujuan.

Fungsi dalam Organisasi

  1. Organisasi atau badan usaha dijalankan dengan berdasarkan fungsi. Dengan semakin kompleksnya organisasi maka pencapaian tujuan harus dilaksanakan oleh fungsi yang dipecah. Diferensiasi fungsional ke bawah menunjang usaha ini. Proses ini dikenal dengan nama fungsi garis.

  2. Dengan makin berkembangnya perusahaan, kekompleksan fungsi yang perlu untuk melaksanakan tugas berkembang lebih cepat sehingga manajemen perlu bantuan melalui spesialisasi fungsi yang disebut staf. Penciptaan fungsi staf atau fungsi sekunder ini dengan mendiferensiasikan kegiatan ke luar dari rantai komando. Fungsi staf membantu dan memperlancar kerja fungsi garis.

  3. Agar fungsi staf bermanfaat, harus jelas fungsinya, dibatasi jumlahnya, tugas pimpinan memang meningkat, staf diberi informasi yang diperlukan, diminta membuat, dan didorong berinisiatif.

  4. Wewenang fungsional adalah izin menyiapkan dan mengharuskan perintah bertalian dengan aspek tertentu, inisiatif datang dari pimpinan sendiri dan wewenang ini mempercepat pelaksanaan tugas.


Hubungan dalam Organisasi

  1. Tanggung jawab merupakan kewajiban seseorang yang diberikan padanya sesuai dengan kemampuan dan arahan yang apabila tidak dijalankan akan menimbulkan rasa kegagalan. Dasar pemberian tanggung jawab adalah harus lengkap tak boleh ada kesenjangan, tumpang tindih dan pecahnya perhatian.

  2. Wewenang adalah turunan dari tanggung jawab; wewenang adalah kekuasaan untuk bertindak.

  3. Pelaporan adalah aspek ketiga dari hubungan dan berupa wajib memberitahu atau wajib jawab atas hasil atau prestasi kerja seseorang. Pelaporan merupakan turunan tanggung jawab dan wewenang.

Pengertian dan Ruang Lingkup Kepemimpinan

  1. Struktur adalah pola hubungan komponen atau bagian suatu organisasi. Struktur merupakan sistem formal hubungan kerja yang membagi dan mengkoordinasikan tugas orang dan kelompok orang agar tujuan tercapai.

  2. Struktur harus mengikuti strategi sesuai dengan teknologi organisasi dan lingkungan luar serta mengakomodasi orang di dalam sistem dan harus pula mengakomodasi besar organisasi.

  3. Komponen struktur adalah spesialisasi, delegasi dan koordinasi.

  4. Ada struktur formal, informal. Ada pula struktur mekanistik dan organik, serta struktur lain.

Pengarahan

  1. Pengarahan merupakan langkah penting antara persiapan dan kegiatan operasi; pengarahan merupakan pemberian perintah, menunjukkan pada bawahan apa yang harus dikerjakan.

  2. Karakteristik perintah ialah (a) agar dituruti maka perintah harus beralasan, (b) perintah harus lengkap tentang apa yang harus dikerjakan dan kapan, (c) perintah harus jelas bagi mereka yang akan mengerjakannya.

  3. Perintah tertulis perlu apabila, meliputi banyak orang, pelaksana-annya memakan waktu, masalahnya kompleks dan rinci, dan perlu pengawasan tentang pelaksanaan atau perlu diakhiri kalau tak dibutuhkan lagi.

  4. Proses pengarahan dapat disederhanakan dengan adanya praktik standar dan indoktrinasi.

  5. Pengarahan konsultatif ideal, namun perlu dijaga dampak negatifnya.

Pengkoordinasian

  1. Koordinasi diperlukan agar segala kegiatan sinkron terpadu tertuju pada pencapaian tujuan bersama.

  2. Koordinasi didapat dengan menyederhanakan organisasi, strategi-kebijaksanaan-program yang harmonis, metode komunikasi yang baik, koordinasi sukarela dan supervisi.

  3. Koordinasi dapat dilakukan secara vertikal maupun horizontal di dalam organisasi yang formal dan yang informal.


Komunikasi Motivasi dan Kepemimpinan

  1. Komunikasi dan motivasi merupakan faktor penentu kepemimpinan. Mereka yang menjalankan komunikasi dan motivasi yang baik terjamin akan menjadi pemimpin yang baik pula.

  2. Komunikasi yang efektif memerlukan persyaratan tertentu, yaitu orang harus mendengarkan, memberikan umpan balik, langsung pada masalahnya, menggambarkan situasi dan meringkas.

  3. Motivasi yang baik menciptakan iklim di mana orang akan selalu bersedia mengikuti apa yang dikehendaki dari mereka dan meningkatkan prestasi dan kepuasan bekerjanya.

  4. Kepuasan bekerja tercapai melalui pemenuhan kebutuhan yang beraneka ragam baik fisik, keamanan, sosial, penghargaan dan penyatuan diri. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu menciptakan kelompok dinamis, menghindari isolasi organisasi, memperkaya jabatan, menyusun kembali arus kerja, memecah peranan yang sudah mapan, memberikan status, desentralisasi dan menyeimbangkan kebebasan dan ketertiban.

Proses Pengawasan

  1. Pengawasan adalah usaha menetapkan standar, melakukan pemeriksaan hasil, pembandingan hasil dengan standar, penentuan penyimpangan dan tindakan perbaikan.

  2. Apabila tak ada penyimpangan, dilakukan tindakan mempertahan-kan situasi (maintain the situation); apabila ada penyimpangan dilakukan maka digunakan manajemen pengecualian dengan tindakan perbaikan bila penyimpangan adalah masalah dan tindakan mengambil kesempatan yang terbuka bila situasi yang dihadapi memberikan kesempatan.

  3. Pengawasan dapat intern (disiplin diri dan latihan tanggung jawab) dan ekstern (pengawasan prakegiatan, pengarahan, ya/tidak dan pasca-kegiatan).

  4. Pengawasan bertalian erat dengan perencanaan pengorganisasian, pengarahan dan pengkoordinasian.

  5. Pengawasan perlu agar kita dapat menanggulangi kesulitan yang timbul karena adanya perubahan, kekompleksan sistem, kesalahan, dan delegasi.

  6. Hal yang penting dalam pengawasan adalah keseimbangan antara kebebasan individual dengan pengawasan organisatoris.

Metode Pengawasan

  1. Metode pengawasan itu berjenis-jenis dan dapat diterapkan pada masukan, proses dan keluaran.

  2. Metode pengawasan yang dimaksud terdiri atas metode pengawasan prakegiatan, selama kegiatan, pasca-kegiatan, penilaian kerja, pembayaran dan imbalan, MBO, karyawan dan kedisiplinan, berdasar anggaran dan sistem informasi.

Pengawasan yang Efektif

  1. Pengawasan saja tidak cukup, karena reaksi manusia selalu negatif terhadapnya.

  2. Pengawasan harus efektif dan persyaratan untuk itu perlu dipenuhi

Lingkungan Organisasi Bisnis

  1. Lingkungan organisasi atau bisnis mempengaruhi kegiatan organisasi atau bisnis baik secara positif maupun negatif. Oleh karena itu, lingkungan organisasi yang terdiri atas lingkungan ideologi, politik-hukum, ekonomi, sosial-budaya, teknologi dan pertahanan-keamanan perlu diperhatikan dalam arti hal yang sifatnya kritis, berubah dan dampaknya perlu diidentifikasi, dipantau dan diramalkan oleh para pengelola organisasi dan bisnis.

  2. Lingkungan ini selalu berubah, dinamis sifatnya sehingga harus selalu diwaspadai setiap waktu.

Konflik

  1. Konflik itu bermacam-macam, sumbernya pun bermacam-macam.

  2. Konflik perlu dikelola dengan baik agar tidak merugikan jalannya perusahaan. Teknik pengelolaan konflik adalah (a) penyelesaian soal atau konfrontasi, (b) adanya tujuan yang di atas segala-galanya, (c) penambahan sumber daya, (d) penghindaran, (e) penghalusan, (f) kompromi, (g) pemaksaan, dan (h) pengubahan struktur organisasi.

  3. Kadang-kadang konflik perlu distimulasi, yaitu dengan (a) mengubah struktur organisasi, (b) komunikasi, (c) menggunakan orang luar, (d) meningkatkan persaingan, dan (e) menunjuk orang sebagai pemrakarsa pendapat yang selalu beda dengan konsensus.

Manajemen Perubahan

  1. Kekuatan intern dan ekstern menciptakan kebutuhan akan perubahan yang mungkin diterima, mungkin juga mengalami hambatan karena satu dan lain hal.

  2. Perubahan dapat terjadi pada orang, struktur, teknologi, dan masyarakat.

  3. Proses perubahan melalui langkah tertentu.

  4. Perubahan memerlukan iklim tertentu demi tumbuh suburnya faktor perubahan, yaitu disiplin inisiatif, kreativitas dan inovasi.


Sistem Informasi Manajemen (SIM)

  1. SIM penting dan perlu karena memberikan informasi bagi manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan.

  2. Rancang bangun SIM didasarkan pada analisis terhadap permintaan dan penawaran akan informasi.

  3. Informasi yang baik adalah yang uniform, lengkap, jelas dan tepat waktu tersedianya.

  4. SIM yang efektif apabila memperlancar pencapaian tujuan organisasi, dimanfaatkan anggota organisasi, berkualitas teknis, mendapatkan dukungan dan partisipasi manajemen serta semua anggota terlibat dalam perancangan bangunnya.


Sistem Pemantauan dan Penilaian Manajemen

  1. SPPM adalah sistem untuk melihat apa yang terjadi, menganalisis dan mendiagnosisnya serta mengukur hasil yang dibandingkan dengan standar ukuran tertentu.

  2. SPPM perlu agar segala sesuatu yang dilakukan itu terkoordinasikan, terintegrasikan dan sinkron. Hal yang dicari adalah konsistensi, sumber daya cukup, perkiraan keadaan lingkungan, pencapaian tujuan, dan rencana yang berkelanjutan.

  3. SPPM menggunakan kriteria yang kuantitatif dan kualitatif. Kriteria kuantitatif berwujud, sedang kriteria kualitatif adalah konsistensi, ketepatan dan dapat dilaksanakan.

  4. Isu penting dalam SPPM adalah kapan penilaian dilakukan, siapa yang dinilai, di mana dan berapa banyak penilaian dilakukan. Selain itu SPPM harus menghasilkan informasi tepat waktu.


Sistem Pengawasan Manajemen

  1. SPM adalah proses dan struktur sistematika yang terorganisasi yang dipakai manajemen dalam usahanya mengawasi; ini mencakup segala metode, prosedur, dan sarana yang menjamin segala sesuatu sesuai dengan tujuan, strategi, kebijaksanaan dan program organisasi.

  2. Komponen pengawasan itu adalah sensor, selector, effector dan jaringan komunikasi.

  3. Proses SPM adalah pembuatan program, anggaran, operasi dan pengukuran, serta pelaporan dan analisis.


Manajemen Bisnis Kecil, Sedang/Menengah dan Besar

  1. Bisnis kecil adalah bisnis dengan karyawan sebanyak 5 - 19 orang, bisnis sedang/menengah mempekerjakan 20 - 99 karyawan, dan bisnis besar mempunyai 100 karyawan atau lebih.

  2. Perencanaan pada bisnis kecil sifatnya jangka pendek, pada bisnis sedang/menengah perencanaannya jangka menengah, sedang pada bisnis besar perencanaannya sifatnya jangka panjang.

  3. Organisasi pada bisnis kecil sifatnya sederhana, organisasi pada bisnis sedang/menengah bersifat fungsional, sedang pada bisnis besar organisasinya bersifat divisional.

  4. Pengarahan, koordinasi dan pengawasan pada bisnis kecil dilakukan oleh pemilik bisnis; pada bisnis sedang/menengah dan besar, pengarahan, koordinasi dan pengawasan berdasarkan sistem.

Manajemen Bisnis Internasional

  1. Bisnis internasional atau badan usaha multinasional adalah perusahaan yang mengadakan kegiatan di dua negara atau lebih secara bersamaan.

  2. Alasan melakukan kegiatan di negara lain adalah mendapatkan laba, memperluas pasar, mendapatkan bahan, memperoleh dana dan mendapatkan tenaga kerja dengan upah yang murah.

  3. Kegiatan yang dilakukan beraneka ragam: impor-ekspor, lisensi, kontrak manajemen, perusahaan patungan (joint ventures), pendirian cabang.

  4. Di dalam melakukan bisnis mereka mengkaji lingkungannya, mengidentifikasi perbedaan, mengubah konsep manajemen, melaksanakan perubahan dan adaptif.

  5. Bisnis internasional menjalankan fungsi manajemen pada peringkat yang maju, seperti perencanaan jangka panjang, organisasi berdasar divisi, pengarahan dan koordinasi serta pengawasan berdasar sistem yang canggih.

Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Bisnis dan Good Corporate Governance

  1. Etika bisnis adalah standar dan prinsip yang menjadi pedoman tindakan dan putusan manajer, serta menentukan apakah tindakan dan putusan itu baik atau buruk, benar atau salah secara moral.

  2. Tanggung jawab sosial bisnis adalah kewajiban bisnis bertindak dengan cara memperhatikan dan melayani kepentingan organisasi sendiri dan kepentingan publik.

  3. Tanggung jawab sosial bisnis dilakukan oleh manajer yang memiliki etika bisnis yang tinggi.

  4. Etika bisnis yang tinggi dapat dimiliki oleh para manajer yang diseleksi dengan baik, yang melakukan tindakan berdasar kode etika, melakukan kepemimpinan/keteladanan yang baik, berkiblat pada tujuan, GCG, mendapatkan pelatihan etika, dinilai secara komprehensif, diaudit sosial dan mempunyai penasihat yang baik.

Pengantar Bisnis

|

Bisnis dan Lingkungannya

Bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk mendapatkan profit.

  1. Titik permulaan dalam manajemen yang efektif adalah menentukan tujuan.

  2. Lingkungan bisnis dibedakan atas 2, yakni lingkungan internal dan eksternal.

  3. Lingkungan internal terdiri atas karya manajemen, pemegang saham, modal dan peralatan fisik, serta informasi.

  4. Lingkungan eksternal terdiri dari dua komponen, yakni lingkungan khusus dan umum.

  5. Lingkungan khusus, meliputi konsumen, pemasok, pesaing, dan kelompok kepentingan (pressure group).

  6. Lingkungan umum, meliputi berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, demografi, serta teknologi dan kondisi global.


Bisnis dan Sistem Ekonomi

Bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk mendapatkan profit. Di mana yang dimaksud dengan profit adalah perbedaan antara pendapatan suatu bisnis dan beban-bebannya.

Sistem ekonomi adalah sistem suatu negara untuk mengalokasikan sumber dayanya di antara warga negaranya baik individu maupun organisasi.

Faktor-faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam produksi barang dan jasa, yaitu sumber daya alami, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan.

Ada 3 jenis sistem ekonomi, yakni planned economy, market economy dan mixed economy.

Ada 4 tingkat kompetisi di dalam ekonomi pasar, yaitu pure competition (kompetisi murni), kompetisi monopolistik, oligopoli, dan monopoli.


Etika Bisnis

  1. Etika adalah kepercayaan tentang apa yang benar dan salah atau baik dan buruk dalam tindakan yang mempengaruhi yang lain.

  2. Perilaku etis adalah tingkah laku yang disesuaikan terhadap norma sosial yang diterima secara umum berkenaan dengan tindakan yang berguna dan berbahaya.

  3. Ada model 3 langkah sederhana untuk melakukan penilaian etika untuk situasi yang muncul selama aktivitas bisnis, yakni:

    a. mengumpulkan informasi relevan yang sesungguhnya;
    b. menganalisis fakta-fakta untuk menetapkan nilai moral yang paling sesuai;
    c. membuat keputusan etik berdasarkan pada kebenaran atau kesalahan dari kebijakan atau aktivitas yang dimaksudkan.
  4. Empat norma etik tersebut adalah kegunaan (utility), hak (rights), keadilan (justice), dan kepedulian (caring).

  5. Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap stakeholder, yakni meliputi tanggung jawab kepada konsumen, karyawan, investor, pemasok, dan komunitas lokal di mana bisnis berada.

  6. Empat area tanggung jawab organisasi, yakni tanggung jawab ke depan terhadap lingkungannya, konsumennya, karyawannya, dan investornya.

  7. Empat macam pendekatan tanggung jawab sosial adalah Obstructionist stance, Defensive stance, Accommodative stance, dan Proactive stance


BENTUK-BENTUK BADAN USAHA, PROSES MANAJEMEN, DAN KEWIRAUSAHAAN


Bentuk Organisasi dan Kerja Sama Bisnis

  1. Bentuk-bentuk badan usaha dapat dibedakan menjadi berikut ini.

    a. Perusahaan perseorangan. Perusahaan yang dimiliki satu individu. Akan tetapi, dalam praktiknya badan usaha ini kerap kali merupakan perusahaan keluarga, yaitu perusahaan yang menggunakan seluruh atau sebagian anggota keluarga untuk menjalankannya.
    b. Perusahaan Perkongsian. Perusahaan yang merupakan penggabungan dari beberapa orang. Ukurannya kecil dan relatif dapat dijalankan oleh para pemiliknya. Salah satu dorongan penting untuk mengembangkan perkongsian adalah untuk menggabungkan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing pendirinya dan atau untuk melakukan usaha di bidang yang diminati bersama.
    c. Perusahaan Perseroan Terbatas. Perusahaan yang digolongkan kepada Perseroan Terbatas adalah suatu unit kegiatan usaha yang didirikan sebagai suatu institusi badan hukum yang pendiriannya dilakukan melalui akte notaris, di mana suatu dokumen dikemukakan yang pada dasarnya mencantumkan tujuan pendirian, saham yang dikeluarkan, dan nama-nama pimpinan yang akan menjalankan usaha. Pemegang saham pada Perseroan Terbatas dianggap sebagai pemilik perusahaan, tetapi tidak ikut campur dalam menjalankan kegiatan usaha.
    d. Badan Usaha Milik Negara. Beberapa bentuk Badan Usaha Milik Negara, antara lain (1) Perusahaan Jawatan atau Perjan; (2) Perusahaan Umum atau Perum; serta (3) Perusahaan Perseroan Terbatas Milik Negara.
    e. Koperasi. Koperasi merupakan badan usaha yang tujuan utamanya bukan sekadar untuk mencari keuntungan, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
    f. Badan Usaha yang bukan mencari keuntungan (Non Profit Organization/Non Government Organization/Nirlaba). Terdapat juga badan-badan usaha yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan. Umumnya usaha seperti ini bergerak di bidang pendidikan dan rumah sakit.
  2. Aspek lain dari organisasi perusahaan sebagai bentuk kerja sama bisnis, antara lain berikut ini.

    a. Perusahaan multinasional atau Multi National Corporation (MNC) adalah perusahaan besar yang mengembangkan anak perusahaannya di berbagai negara lain.
    b. Joint Venture merupakan dua atau beberapa perusahaan, yang sepakat untuk mendirikan suatu perusahaan baru dengan kepemilikan bersama sebagai perusahaan patungan.
    c. Akuisisi/pengambilalihan. Pengambilalihan adalah suatu tindakan perusahaan yang membeli perusahaan lain dengan cara membeli saham perusahaan itu. Dengan memiliki sebagian besar saham dalam perusahaan lain tersebut maka kita dapat menguasai perusahan tersebut.
    d. Employee Stock Ownership Plan. Kesepakatan di mana perusaaan menyediakan bagian dari sahamnya untuk didistribusikan kepada karyawannya.
    e. Privatisasi merupakan langkah sebaliknya dari nasionalisasi. Di mana pemerintah menjual perusahaan-perusahaan milik negara kepada pihak swasta. Kebalikan dari privatisasi, nasionalisasi, yaitu tindakan pemerintah suatu Negara untuk mengambil alih beberapa perusahaan milik swasta.
    f. Investasi Langsung merupakan tindakan membeli atau mendirikan aset yang berwujud (tangible assets) di negara lain.
    g. Franchising, yaitu tindakan memberikan hak kepada seseorang atau suatu perusahaan untuk beroperasi dan melakukan kegiatan seperti yang dilakukan oleh perusahaan yang mengeluarkan franchise ini.
    h. Licensing, yaitu penggunaan suatu brand/merek produk yang telah terkenal dengan cara membeli hak penggunaan merek dari organisasi atau individu yang memilikinya.


Mengelola Bisnis melalui Manajemen yang Efektif

  1. Langkah awal dari suatu proses manajemen adalah penetapan tujuan yang ingin dicapai dan rencana strategis untuk mencapai tujuan tersebut.

  2. Penetapan tujuan bisnis dan strategi untuk mencapai tujuan akan sangat menentukan keberhasilan bisnis. Penetapan tujuan bisnis memiliki manfaat utama memberi arah dan pedoman bagi semua karyawan mengenai apa yang harus mereka lakukan. Penentuan tujuan akan membantu perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya yang dimiliki, membantu perusahaan untuk menentukan budaya dan etos kerja di perusahaan, dan membantu manajer/ pengelola bisnis untuk memberikan performa yang lebih baik dan mendapatkan penghargaan yang sesuai dengan hasil yang dicapai.

  3. Umumnya tujuan dibagi menjadi tujuan jangka panjang, menengah, dan tujuan jangka pendek.

  4. Untuk mengatasi ketidakpastian, perusahaan biasanya menggunakan contingency planning dan crisis management.

  5. Langkah penyusunan strategi perusahaan meliputi penetapan tujuan stratejik, melakukan analisis terhadap kondisi lingkungan eksternal dan kekuatan internal perusahaan, melakukan analisis terhadap kondisi internal perusahaan, dan memadukan kondisi lingkungan dengan organisasi untuk memperoleh strategi terbaik. Proses memadukan dan mendapatkan strategi ini merupakan langkah terpenting.

  6. Proses manajemen meliputi tahapan planning, organizing, directing, dan controlling.

  7. Ada tiga level dasar manajer, yaitu top manager, middle manager, serta first line manager.

  8. Bidang manajemen yang harus ditangani manajer meliputi antara lain manajer sumber daya manusia, manajer operasi, manajer pemasaran, manajer informasi dan teknologi/IT, manajer keuangan, dan bidang manajemen lain.


Kewirausahaan

  1. Kewirausahaan, yaitu perilaku yang mencakup perilaku berinisiatif (initiative taking), perilaku mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial dan ekonomi untuk mengubah sumber daya atau situasi praktis, serta perilaku menerima risiko atau kegagalan. Istilah tersebut diperkenalkan pertama kali oleh Richard Antillon pada tahun 1755. Istilah ini semakin populer setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B. Say untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber-sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas yang lebih tinggi dan menghasilkan lebih banyak lagi.

  2. Joseph C. Shumpeter mengatakan bahwa wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi dan fungsinya adalah untuk melakukan inovasi atau menciptakan kombinasi-kombinasi baru. Wirausaha melakukan suatu proses yang disebut dengan creative destruction terhadap keseimbangan pasar. Inovasi yang diciptakan oleh wirausaha akan menghancurkan keseimbangan yang terdapat pada pasar untuk kemudian mencapai keseimbangan baru dengan keuntungan-keuntungan atas inovasi tersebut.

  3. Seorang wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu mewujudkannya untuk peningkatan kesejahteraan diri, masyarakat, dan lingkungannya.

  4. Terdapat tiga aspek dasar yang ditekankan ketika Anda ingin menjadi seorang entrepreneur: melibatkan proses kreasi, pengorbanan waktu dan usaha, serta reward (hasil).

  5. Terdapat sembilan karakteristik tingkah laku seorang wirausaha, antara lain sifat instrumental, prestatif, keluwesan bergaul, kerja keras, keyakinan diri, pengambilan risiko, swakendali, inovatif, serta kemandirian.

  6. McClelland mengatakan bahwa wirausaha adalah orang-orang yang memiliki dorongan berprestasi yang kuat. Hal ini terlihat dari tingkah laku wirausaha, di antaranya kebutuhan berprestasi, rasa tanggung jawab yang tinggi, pemilihan risiko yang moderat, adanya persepsi terhadap keyakinan sukses, menghadapkan umpan balik sebagai dorongan, energik, berorientasi masa depan, memiliki keahlian organisasi, serta orientasi uang sebagai simbol keberhasilan.

  7. Steade, et.al. mengatakan bahwa terdapat 5 tingkah laku berkualitas dari wirausaha, purposeful, persuasive, persisten, persumptuous, dan perceptive.

  8. Terdapat faktor-faktor khusus dalam pembentukan sifat seorang wirausaha. Faktor tersebut adalah nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga kepada seorang anak.

  9. Intrepreneur merupakan wirausaha yang ada di dalam lingkungan perusahaan.

  10. Integritas merupakan persoalan krusial bagi keberhasilan pribadi dan bisnis. Banyak orang cenderung melihat faktor-faktor di luar diri mereka sebagai penyebab penyimpangan karakter. Padahal pengembangan integritas sebenarnya menjadi tugas dalam diri setiap orang.

  11. Tiga hal penting mengenai integritas yang berbeda dari pandangan umum, antara lain integritas tidak ditentukan oleh lingkungan, tidak berdasarkan kedudukan, dan tidak disamakan dengan reputasi.

  12. Pada umumnya wirausaha memiliki lima karakteristik, yaitu mereka sangat bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru dengan tetap selalu waspada, mengejar peluang dengan disiplin yang ketat, hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang lain yang melelahkan diri dan organisasi mereka, fokus pada pelaksanaan khususnya yang bersifat adaptif, serta mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka.

  13. Terdapat beberapa faktor yang memotivasi seseorang menjadi wirausaha, antara lain foreign refugee, corporate refugee, paternal refugee, feminist refugee, housewife refugee, society refugee, serta educational refugee.

  14. Usaha kecil adalah suatu bentuk usaha yang tidak bergantung pada pemilik dan manajemennya, serta tidak mendominasi pasar di mana ia berada (Lupiyoadi, 2004).

  15. Tiga aspek yang penting dalam menjelaskan kontribusi bisnis skala kecil ini bagi suatu negara, antara lain penciptaan lapangan kerja, inovasi, serta pengaruh bagi bisnis besar.

  16. Bentuk-bentuk usaha kecil yang populer, antara lain jasa, retailing, grosir/distribusi, agribisnis, serta produksi atau manufaktur.

  17. Beberapa alasan keberhasilan seorang wirausaha, antara lain kerja keras, kekuatan tekad, dedikasi, berhasil memenuhi permintaan pasar, juga mempunyai kemampuan manajemen.

  18. Beberapa alasan gagalnya usaha kecil, antara lain kurangnya pengalaman dan kemampuan dalam mengelola bisnis, lemahnya sistem kontrol, serta kurang modal.

  19. Usaha yang sedang berkembang pesat dengan pertumbuhan jumlah personel dan operasi pasarnya, perlu memformalkan perencanaannya karena beberapa hal, antara lain derajat ketidakpastian, tingkat persaingan, serta jumlah dan jenis pengalaman wirausaha (kurangnya pengalaman baik dalam teknologi maupun bisnis).

  20. Terdapat 5 langkah yang harus diikuti dalam perencanaan strategis, antara lain menguji/menganalisis lingkungan internal perusahaan dan lingkungan eksternal (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman), memformulasikan strategi perusahaan jangka panjang dan pendek (misi, tujuan, strategi, dan kebijakan), menerapkan rencana strategi (program, anggaran, prosedur), mengevaluasi kinerja strategi, melakukan follow up (menindaklanjuti) umpan balik atau feedback yang berkesinambungan.

  21. Terdapat 5 faktor pendorong kegiatan manajemen strategis suatu perusahaan yang sedang berkembang, antara lain permintaan akan waktu manajemen strategis, kecepatan pengambilan keputusan, problem politis internal, ketidakpastian lingkungan, serta visi wirausaha.

  22. Terdapat beberapa alasan yang menjadi penyebab perencanaan kurang baik, antara lain keterbatasan waktu, kurangnya pengetahuan, kurangnya keahlian atau keterampilan, kurangnya kepercayaan dan keterbukaan, adanya persepsi bahwa perencanaan itu berbiaya tinggi sehingga cenderung menghindari perencanaan.

  23. Michael E. Porter telah mencatat lima kesalahan fatal para wirausaha pada tahap pengimplementasiannya, antara lain salah memahami daya tarik suatu industri, tidak ada keunggulan kompetitif yang nyata, mengejar posisi kompetitif yang tidak terjangkau, mengompromikan strategi pertumbuhan, kegagalan dalam mengkomunikasikan strategi perusahaan secara terbuka kepada karyawannya.


PENGELOLAAN ORGANISASI DAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM BISNIS


Organisasi Bisnis

  1. Organisasi merupakan sebuah entitas sosial; entitas sosial yang diarahkan oleh tujuan; entitas sosial yang dirancang (secara sengaja) untuk memiliki struktur dan sistem aktivitas yang terkoordinasi; serta entitas sosial yang terhubung dengan lingkungan eksternal atau lingkungan luar.

  2. Terdapat berbagai jenis organisasi tergantung hal mendasar yang dijadikan sebagai patokan jenis-jenis organisasi tersebut, antara lain berdasarkan ukuran jumlah pegawai, berdasarkan tujuan organisasi (profit atau nirlaba), serta produk yang dihasilkan (barang dan jasa).

  3. Keberadaan organisasi menjadi penting karena beberapa alasan, antara lain untuk menyatukan sumber daya demi mencapai tujuan dan memberikan hasil, memproduksi barang dan jasa secara efisien, memfasilitasi inovasi, menggunakan teknologi manufaktur dan informasi modern, beradaptasi terhadap dan mempengaruhi perubahan lingkungan, menciptakan nilai bagi pemilik, pelanggan, dan pegawai, mengakomodasi tantangan, meliputi keberagaman, etika, serta motivasi, dan koordinasi pegawai.

  4. Terdapat dua jenis perspektif terhadap organisasi, yaitu sebagai sistem terbuka (open system) yang tergantung pada lingkungan, serta kerangka konfigurasi organisasi yang menjelaskan 5 bentuk dasar organisasi (manajemen puncak, manajemen menengah, pegawai pendukung teknis, pegawai pendukung administratif, serta technical core).

  5. Pada dasarnya terdapat 2 dimensi yang harus diperhatikan dalam memahami organisasi dan ingin merancang struktur organisasi, yaitu dimensi struktural (formalization, work specialization, Hierarchy of Authority termasuk span of control/rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi, profesionalisme, serta rasio personel juga departmentalization/departementalisasi dan chain of command/ rantai komando) dan dimensi kontekstual yang menunjukkan karakteristik organisasi secara keseluruhan (goal dan strategi perusahaan, lingkungan, ukuran, teknologi, dan budaya organisasi). Bagan khusus dari hubungan antara kegiatan usaha dan sumber daya yang ada di dalam organisasi-disertai tugas-tugas yang mereka jalankan, dinamakan struktur organisasi. Dalam menentukan struktur organisasi, terlebih dahulu kita harus menentukan sifat organisasi itu sendiri, antara lain dari sisi formalitasnya, yaitu formal ataukah informal. Pada dasarnya, terdapat 3 komponen inti dalam suatu struktur organisasi, yaitu (1) Formal reporting relationship, (2) Grouping together task, dan (3) Design of system. Komponen 1 dan 2 lebih menekankan pada pembahasan mengenai organisasi vertikal, sedangkan komponen yang ketiga lebih menekankan pada organisasi horizontal.

  6. Pada umumnya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu struktur umum yang terdiri dari struktur organisasi sederhana (simple structure, misalnya fungsional), birokratis (atau vertical, misalnya divisional), serta matriks. Jenis struktur kontemporer, antara lain struktur tim (team structure atau dikenal pula sebagai horizontal structure), virtual organization (modular/network), sampai hybrid (gabungan vertical dan horizontal, disebut juga boundaryless organization). Perubahan-perubahan struktur organisasi dapat berimplikasi pada semangat kerja karyawan, dapat berarti positif ataupun negatif. Hasil dari perubahan dapat membuat para pekerja kehilangan jabatan, menghilangkan rekan kerja dalam sebuah tim yang solid atau kehilangan pekerjaan. Akan tetapi, perubahan ini mempunyai harapan yang lebih baik pada perkembangan organisasi. Bagaimana manajemen dapat menjembatani persoalan ini sehingga perubahan organisasi dapat diterima semua pihak dan tidak menimbulkan kepanikan merupakan tantangan yang perlu dihadapi setiap perusahaan.

  7. Terdapat dua jenis model rancangan organisasi yang saling bertolak belakang, yaitu model mekanistik dan organik. Kedua model tersebut dijadikan dasar untuk menjawab perbedaan yang ada pada setiap struktur organisasi. Beberapa hal yang menjadi determinan perbedaan struktur organisasi antara lain perbedaan strategi (inovasi, minimisasi biaya, dan imitasi), ukuran, teknologi, serta lingkungannya (seperti yang terdapat dalam dimensi kontekstual organisasi).


Konsep dan Fungsi Manajemen SDM

  1. Sumber daya manusia (SDM) adalah orang-orang yang ada dalam organisasi yang memberikan sumbangan pemikiran dan melakukan berbagai jenis pekerjaan dalam mencapai tujuan organisasi.

  2. Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai suatu proses serta upaya untuk merekrut, mengembangkan, memotivasi serta mengevaluasi seluruh sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuannya.

  3. Fungsi sumber daya manusia atau bagian SDM adalah mengelola berbagai aspek dari masalah sumber daya manusia dalam perusahaan, seperti merencanakan kegiatan perekrutan dan mengusahakan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang digunakan oleh perusahaan. Bagian SDM ini pun menyusun kebijakan-kebijakan yang menyangkut peraturan tenaga kerja, kualifikasi perekrutan, pengembangan karir dan mulai pengiriman tenaga kerja untuk mengikuti pelatihan-pelatihan hingga melanjutkan studi, program insentif maupun bonus bagi tenaga kerja.

  4. Proses manajemen sumber daya manusia adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan upaya yang dilakukan mulai dari perencanaan sumber daya manusia, perekrutan, penandatanganan kontrak kerja, penempatan tenaga kerja hingga pembinaan dan pengembangan tenaga kerja guna menempatkan dan tetap memelihara tenaga kerja pada posisi dan kualifikasi tertentu serta mengusahakan agar mereka bertanggung jawab sesuai dengan persyaratan yang diberikan kepada tenaga kerja tersebut. Proses manajemen SDM melibatkan kegiatan, antara lain perencanaan, perekrutan, seleksi, orientasi, pelatihan dan pengembangan, kompensasi dan insentif, serta evaluasi kinerja tenaga kerja.

  5. Saat ini, tugas penting SDM adalah mencari orang yang sesuai untuk digunakan dalam perusahaan serta memberikan ganjaran dan motivasi yang sesuai agar dapat menjalankan tugasnya dengan efektif dan dedikasi yang tinggi. Semua kegiatan manajemen selalu diawali dengan perencanaan, begitu pula dengan kegiatan bagian SDM. Merencanakan perekrutan dan penempatan karyawan yang sesuai merupakan strategi dalam usaha menemukan kebutuhan pekerja dalam jangka pendek dan panjang, pada sebuah organisasi. Untuk memudahkan proses perencanaan, ada beberapa langkah yang diikuti, yaitu perencanaan yang dibuat tetap mengacu pada perencanaan strategis organisasi; menentukan tugas yang akan diemban oleh tenaga kerja melalui Analisis pekerjaan (job analysis), deskripsi pekerja (job description), serta spesifikasi pekerjaan (job specification); menganalisis ketersediaan sumber daya manusia dalam kebutuhan jangka panjang; melakukan tindakan penyesuaian; serta evaluasi dan modifikasi tindakan.

  6. Secara ringkas proses mendapatkan SDM sesuai dengan kebutuhan perusahaan harus melalui 3 tahapan, yaitu rekrutmen, pelatihan atau perkuliahan dan penilaian kinerja. Rekrutmen adalah proses menarik orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan lamaran atas pekerjaan yang belum terisi, terbagi atas rekrutmen internal dan eksternal.

  7. Setelah melakukan rekrutmen, perusahaan perlu memberikan pelatihan dan pengembangan agar organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif. Terdapat beberapa teknik pelatihan, antara lain orientasi karyawan baru, program atas dasar pekerjaan (on the job training), program secara perkuliahan (classroom training),video teleconferencing, video interaktif, serta pelatihan berdasarkan kelompok.

  8. Penilaian kinerja pegawai dalam menjalankan tugas merupakan evaluasi yang dilakukan secara spesifik dan formal untuk menentukan tingkat keefektifan pelaksanaan pekerjaan seorang karyawan terdapat beberapa metode pengukuran kinerja, antara lain Written Essays, merupakan metode yang paling sederhana dalam mengevaluasi kinerja pegawai. Dibuat dalam bentuk narasi mengenai kekuatan, kelemahan pegawai, kinerja masa lalu, kinerja potensial, serta saran perbaikan bagi pegawai. Metode Pengurutan (Rangking) yang mengurutkan dari atas ke bawah atau yang terbaik ke yang terburuk atas setiap pekerja atau kelompok kerja atau divisi tertentu; Metode Peringkatan, yang terdiri dari pertanyaan atau pertanyaan sederhana mengenai beberapa aspek kinerja pekerjaan seseorang. Metode yang populer adalah skala pemeringkat grafis yang mudah untuk dikembangkan, Critical Incident Method/Metode Kejadian Kritis yang merupakan contoh yang sangat baik atau sangat buruk dalam diri karyawan, dalam hal ini Manajer berusaha menjabarkan apa yang para pekerja tersebut lakukan atau tidak sehingga berakibat pada keberhasilan atau kegagalan. Teknik ini memberikan informasi umpan balik dan menentukan kinerja dengan cara yang cukup adil. 360-Degree Evaluations merupakan pendekatan terbaru yang menyediakan umpan balik dari mereka yang sehari-harinya berhubungan dengan pegawai, baik internal customer, seperti manajemen puncak, manajer, bawahan, rekan kerja atau anggota tim, serta perwakilan departemen lain, serta external customer, seperti supplier dan klien.

  9. Kompensasi untuk para pekerja. Upah, gaji dan semua fasilitas lainnya yang merupakan ganjaran atau pembayaran kepada para pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dikatakan sebagai kompensasi. Pada dasarnya kompensasi terdiri dari 2 jenis, yaitu financial dan nonfinansial. Kompensasi finansial terdiri dari pembayaran langsung atau insentif (bonus, bagi hasil atau pembayaran jasa bagi nonmanajemen) serta pembayaran tak langsung berupa tunjangan tambahan, yang umumnya dibayarkan kepada para pekerja berupa bantuan dana pensiun, asuransi dan liburan. Sementara itu, kompensasi nonfinansial, meliputi situasi kerja di mana para pekerja menemukan kepuasan kerja dan motivasi kerja, terdiri dari beberapa bentuk, antara lain memberikan fasilitas kendaraan dan perumahan, biaya dokter, pemberian pinjaman dengan bunga rendah untuk mencicil rumah/motor/mobil, cuti yang dibayar perusahaan, cuti sakit tanpa dipotong gaji, bebas makan siang di kantor, mengikuti kursus-kursus.


MOTIVASI, KEPEMIMPINAN, DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL


Motivasi dan Kepemimpinan

  1. Motivasi merupakan kekuatan psikologis yang menentukan arah, intensitas atau tingkat usaha dan tingkat ketekunan seorang individu (pegawai) dalam mencapai tujuannya sehingga melahirkan perilaku tertentu.

  2. Pada umumnya motivasi dapat dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu motivasi ekstrinsik, seperti motivasi yang datang dari luar diri para pekerja, dapat berupa imbalan ataupun hukuman (reward and punishment), sedangkan motivasi intrinsik, seperti motivasi yang datang dari dalam diri pekerja.

  3. Terdapat beberapa teori, antara lain teori motivasi klasik (Frederick Taylor) yang menitikberatkan pada anggapan bahwa hanya uang yang bisa memotivasi karyawan; serta teori perilaku (Hawthorne), yang menyatakan bahwa kecenderungan meningkatnya produktivitas adalah ketika karyawan merasa yakin bahwa mereka akan menerima perhatian khusus dari manajemen (atasan).

  4. Teori hierarki kebutuhan (Maslow). Teori ini menggambarkan adanya 5 tingkatan kebutuhan manusia yang mendorong seseorang untuk bertindak tertentu. Teori ini juga menyatakan bahwa kebutuhan dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum seseorang berusaha untuk mencapai kebutuhan pada tingkatan yang lebih tinggi. Adapun jenis-jenis kebutuhan tersebut menurut Maslow terdiri dari physiological needs, safety needs, belongingness needs, esteem needs, serta self actualization needs.

  5. Teori X dan Y (Douglas McGregor). McGregor menyatakan bahwa terdapat dua kepercayaan/keyakinan (cara pandang) manajer yang sangat berbeda (bertolak belakang) tentang bagaimana cara menggunakan sumber daya manusia untuk perusahaan. Teori X adalah teori motivasi yang beranggapan bahwa pada dasarnya manusia adalah tidak bertanggung jawab dan tidak dapat bekerja sama, sedangkan Teori Y menyatakan sebaliknya, teori ini menganggap bahwa pada dasarnya manusia bertanggung jawab, berorientasi pada pertumbuhan, dapat memotivasi diri (self-motivated), dan terdorong untuk produktif.

  6. Teori Two-Factor (Hezberg). Teori ini mengemukakan bahwa kepuasan kerja tergantung pada 2 faktor, yaitu faktor motivasi (penghargaan kerja) yang bersifat intrinsik dan faktor hygiene (kondisi kerja)yang bersifat ekstrinsik. Dengan memenuhi faktor ekstrinsik maka kondisi dissatisfaction dapat diobati menjadi kondisi no dissatisfaction, tetapi tidak berarti memotivasi karyawan.

  7. Clayton Alderfer memodifikasi teori Maslow untuk memudahkan penelitian empiris. Revisi teori hierarki kebutuhan yang dilakukannya disebut sebagai ERG Theory, yang menggambar tiga jenis kebutuhan manusia yang menjadi sumber motivasi, yaitu Existence Needs, Relatedness Needs, serta Growth Needs. Kontras dengan Maslow, Teori ERG menunjukkan bahwa seseorang dapat memiliki lebih dari satu level kebutuhan secara bersamaan dan apabila kebutuhan yang levelnya lebih tinggi sulit dipenuhi, keinginan untuk memenuhi kebutuhan yang levelnya lebih rendah akan meningkat.

  8. McClelland’s Achievement Motivation Theory atau teori motivasi prestasi oleh David McClelland, yang menyatakan bahwa karyawan memiliki cadangan energi potensial, bagaimana energi itu dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi dan situasi dan peluang yang tersedia. Energi ini akan dimanfaatkan oleh karyawan karena didorong oleh (a) kekuatan motif dan kekuatan dasar yang terlibat; (b) harapan keberhasilannya; dan (c) nilai intensif yang melekat pada tujuan.

  9. Equity theory, menyatakan bahwa seseorang akan mengevaluasi yang mereka lakukan dan peroleh pada perusahaan tempat bekerja dengan membandingkan perlakuan di tempat lain.

  10. Goal setting theory menggunakan pendekatan kognitif yang menyatakan bahwa penetapan goal (tujuan) secara spesifik yang memberikan tantangan dan disertai dengan respons balik terhadap setiap usaha pencapaian tujuan akan lebih memotivasi karyawan dan meningkatkan kinerja.

  11. Terdapat beberapa strategi peningkatan kepuasan dan motivasi kerja karyawan, antara lain dengan Teori Penguatan/Modifikasi Perilaku (Reinforcement/Behavior Modification Theory) menyatakan bahwa perilaku dapat dikembangkan atau tidak melalui pemberian imbalan atau penerapan hukuman; manajemen partisipatif dan pemberian wewenang (Empowerment), yaitu karyawan diberi kebebasan bersuara dan mengeluarkan pendapat tentang bagaimana cara mereka melakukan pekerjaan dan bagaimana pengelolaan dari perusahaan. Management by Objective (MBO), yaitu sebuah sistem kolaborasi dalam penetapan tujuan yang mencakup semua bagian organisasi baik dari level atas hingga level bawah, merupakan teknik untuk mengelola proses perencanaan yang berfokus dalam membantu manajer mengimplementasikan dan melaksanakan rencana mereka. Manajemen partisipasif dan pemberian wewenang dapat dicapai melalui (a) Team Management, yaitu karyawan diberi tanggung jawab dalam mengambil Keputusan pada aktivitas tertentu, seperti kapan waktu istirahat makan siang atau bagaimana cara membagi tugas antar-rekan kerja. Pada level yang lebih tinggi, karyawan juga dikonsultasikan dalam beberapa Keputusan seperti penjadwalan produksi, prosedur dan jadwal kerja, dan pengangkatan karyawan baru; (b) pengayaan pekerjaan (Job Enrichment atau job redesign) yang dirancang untuk menambah satu atau lebih faktor motivasi terhadap aktivitas kerja atau pendesainan ulang pekerjaan yaitu dengan mengombinasikan tugas, membentuk kelompok kerja, serta membangun hubungan dengan klien; serta memodifikasi jadwal kerja.

  12. Kepemimpinan adalah suatu proses memotivasi pihak lain untuk bekerja sesuai tujuan tertentu. Hal ini menyangkut kemampuan dalam mempengaruhi perilaku orang lain untuk bertindak sesuai yang diharapkan.

  13. Teori awal tentang kepemimpinan mencoba mengidentifikasi karakter khusus yang dilekatkan pada seorang pemimpin, misalnya penampilan fisik, kecerdasan, dan kemampuan bicara di depan umum.

  14. Pendekatan selanjutnya melalui gaya manajerial (managerial style) merupakan pola perilaku yang dilakukan manajer dalam berhubungan dengan bawahan, yang diklasifikasikan menjadi Gaya Otokratis, Demokratis, dan Free-rein.

  15. Ada pula pendekatan kontinjensi kepemimpinan (the contigency approach) manajer cenderung meyakini bahwa semua masalah dapat diselesaikan dengan mengikuti cara sebelumnya, artinya penyelesaian masalah dapat diperkirakan penyelesaiannya

  16. Perubahan yang terjadi pada abad XXI semakin cepat dan mencakup berbagai aspek dari kehidupan umat manusia. Salah satu aspek yang mengalami perubahan besar adalah pola motivasi kerja dan pola kepemimpinan.


Hubungan Industrial

  1. Hubungan Industrial atau Ketenagakerjaan mencakup semua aspek hubungan antara pekerja dengan pemberi kerja dalam lingkungan kerja. Fokus dari hubungan industrial adalah untuk menciptakan hubungan efektif antara seorang pekerja dengan pekerja lainnya dan antara kelompok pekerja dengan pengusaha.

  2. Secara sederhana Hubungan Industrial dapat diartikan sebagai suatu corak atau sistem pergaulan atau sikap dan perilaku yang terbentuk di antara pelaku proses produksi barang dan jasa, yaitu pekerja, pengusaha, pemerintah, dan masyarakat.

  3. Hubungan Industrial di Indonesia tidak terlepas dari praktik hubungan industrial di tingkat internasional. Pada saat itu berkembang dua jenis hubungan industrial, yaitu yang berdasarkan Marxisme dan Komunisme, dengan penekanan pada politik daripada sosial ekonomi karena memiliki visi perjuangan kemerdekaan.

  4. Hubungan Industrial setelah kemerdekaan mulai terpolarisasi dengan sistem serikat pekerja yang pluralistis sehingga hubungan industrial baik berdasarkan Marxisme maupun Komunisme berkembang pesat.

  5. Pada era Demokrasi Terpimpin partai komunis semakin memegang peranan penting dan Hubungan Industrial berdasarkan Marxisme juga berkembang pesat. Praktik-praktik Hubungan Industrial yang bersifat antagonis dan konfrontatif semakin menonjol.

  6. Hubungan Industrial Pancasila adalah Hubungan yang terbentuk antara para pelaku proses produksi barang dan jasa, yaitu Pekerja, Pengusaha dan Pemerintah yang didasarkan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang tumbuh dan berkembang di atas budaya dan kepribadian Indonesia.

  7. Trilogi Undang-Undang yang mengatur ketenagakerjaan di Indonesia, yaitu UU No. 21/2000 tentang SP/SB (Serikat Pekerja/Serikat Buruh), UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, serta UU No. 2/2004 tentang PPHI (Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial). Ketiga undang-undang tersebut turut dipengaruhi oleh konvensi internasional antara lain dengan adanya ratifikasi 8 Konvensi dasar International Labour Organisation-Core Convention (ILO) oleh pemerintah Indonesia, terdiri atas 4 kelompok, yaitu Kebebasan Berserikat (KILO 87 dan 98), Diskriminasi (Konvensi ILO atau KILO 100 dan 111), Kerja Paksa (KILO 29 dan 105), serta Perlindungan Pekerja Anak (KILO 138 dan 182).

  8. Seiring kemajuan zaman, gejolak hubungan industrial semakin meningkat, antara lain dari segi jumlah pekerja, pendidikan yang semakin baik, demokratisasi, serta reformasi.

  9. Globalisasi sendiri memberikan banyak perubahan dalam Hubungan Industrial di dunia termasuk Indonesia, antara lain dengan adanya standar dalam HAM (Hak Asasi Manusia), lingkungan, dan perburuhan (Hak-hak Dasar Pekerja). Globalisasi juga mempengaruhi cara bertindak, antara lain dalam hal mogok atau demonstrasi.

  10. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 103 (kemudian dijabarkan ke dalam pasal 104 136), terdapat beberapa sarana Hubungan Industrial, yaitu Serikat Pekerja (SP), Organisasi Pengusaha, Lembaga Kerja sama Bipartit, Lembaga Kerja sama Tripartit, Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja Bersama (PKB), Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan, serta Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

  11. Secara umum, terdapat 3 cara di mana serikat pekerja mendapat nilai tambah bagi pegawai: menjaga perdamaian dan membangun hubungan yang baik agar negara tersebut menjadi tempat melakukan bisnis yang baik, meningkatkan keahlian dan produktivitas para pekerja dengan melanjutkan pendidikan, serta membantu perusahaan dalam mempertajam kompetensinya dengan meningkatkan produktivitas dan service quality.

  12. Beberapa alasan seorang pekerja bergabung atau membentuk serikat pekerja biasanya untuk memperoleh jaminan kerja (job security), kondisi kerja yang aman dan sehat, jalur (sarana) komunikasi kepada pihak manajemen, serta kompensasi yang adil.

  13. Perkembangan serikat pekerja di Indonesia dibagi ke dalam 5 periode, yaitu sebelum kemerdekaan, sesudah kemerdekaan, demokrasi terpimpin, ORBA, serta Era Reformasi.

  14. Secara internasional, terdapat 4 faktor pendorong terjadinya perubahan dalam kondisi serikat pekerja di Asia (a) pergeseran tenaga kerja dari pertanian dan industri (manufacturing) menuju ekonomi berbasis jasa, pengetahuan dan informasi, (b) meningkatnya persaingan dalam pasar global, (c) melambatnya atau berkurangnya kebutuhan dari para pekerja yang bukan anggota serikat kerja dalam membentuk perwakilan buruh, serta (d) meningkatnya jumlah pekerja yang bersatu dalam serikat pekerja dan meningkatnya jumlah pekerja asing (ekspatriat).

  15. Adanya perbedaan kepentingan antara pengusaha dan pekerja berpotensi untuk menimbulkan konflik atau perselisihan. Ketika hal tersebut terjadi, biasanya dilakukan pertemuan antara pengusaha dengan wakil organisasi pekerja dinamakan collective bargaining. Faktor yang mempengaruhi Proses Tawar-Menawar terdiri dari faktor ekonomi, tujuan pihak yang berunding, sentimen publik, tema diskusi, peraturan ketenagakerjaan dan kondisi pendahulu.

  16. Proses Tawar-Menawar itu sendiri terbagi menjadi 3, antara lain tawar-menawar distributif, integratif, serta konsesi.

  17. Beberapa tahapan yang berlangsung dalam tawar-menawar kolektif mencakup (a) pra-negosiasi, (b) memilih negosiator, (c) menetapkan strategi tawar-menawar, (d) menggunakan taktik terbaik, (e) mencapai kesepakatan kontrak formal, serta (f) mengesahkan kontrak.

  18. Ketika kesepakatan tidak berhasil dicapai maka terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh kedua belah pihak. Cara (strategi) yang dapat dilakukan serikat pekerja, antara lain mogok, boikot, serta mempublikasikan tuntutan, sedangkan cara (strategi) yang dapat dilakukan manajemen, mencakup lockouts (larangan bekerja), penggantian permanen, serta intervensi pihak ketiga. Adapun intervensi pihak ketiga, terdiri dari mediasi, Fact Finding, serta Arbitrase. Di Indonesia dikenal pula konsoliasi dan Pengadilan Hubungan Industrial (PHI).


PENGELOLAAN PRODUKSI/OPERASI DALAM BISNIS

Produksi Barang dan Jasa

  1. Utilitas merupakan kemampuan suatu produk untuk memuaskan keinginan manusia, terdiri dari 4 jenis, yaitu utilitas waktu, tempat, kepemilikan, dan bentuk.

  2. Manajemen operasi adalah sebuah proses sistematis yang mentransformasikan atau mengubah sumber daya input menjadi barang jadi atau jasa. Sumber daya input, terdiri dari material, tenaga kerja, energi, teknologi, mesin dan informasi. Output merupakan produk yang dihasilkan terdiri dari barang atau jasa.

  3. Tipe-tipe sistem produksi terdiri 2 jenis, yaitu process focused dan product focused. Untuk produksi barang terbagi menjadi proses analitik dan sintetik, sedangkan untuk produksi/operasi jasa terbagi menjadi low contact process dan high contact process.

  4. Perbedaan karakteristik jasa dengan barang, yaitu jasa tidak berwujud, konsumsi jasa tidak dapat dipisahkan dari produksinya, jasa tidak dapat disimpan, jasa bervariasi tidak terstandarisasi.

  5. Klasifikasi sistem jasa, yaitu stagnant personal, substitute personal, progressive, dan explosive.

  6. Perbedaan operasi dan jasa dengan barang, yakni jasa terfokus pada kinerja, sedangkan barang terfokus pada output, jasa terfokus pada proses, dan barang terfokus pada hasil akhir produk.


Perencanaan Operasi: Prediksi Output

  1. Tahapan dalam perencanaan manajemen operasi meliputi perencanaan bisnis dan prediksi masa depan, perencanaan operasi jangka panjang, penjadwalan operasi, pengawasan operasi, dan output bagi pelanggan.

  2. Dalam melakukan perencanaan produksi, kita perlu melakukan prediksi atas output yang kita hasilkan. Hal ini sangat perlu untuk perencanaan kapasitas, penempatan lokasi pabrik dan penentuan layout mesin, serta memilih metode produksinya.

  3. Metode forecasting, yakni analisis time series (runtut waktu), regresi (causal-effect relationship) serta metode kualitatif

  4. Tiga time frame dalam forecast, yakni short range, medium range, dan long range.

  5. Forecast akan mengikuti pola-pola, seperti tren, siklus, dan pola musiman serta pola random.

  6. Macam-macam metode time series, yakni moving average, weighted moving average, simple exponential smoothing, serta adjusted exponential smoothing.

  7. Ada berbagai metode untuk mengukur forecast error, yakni Mean Absolute Deviation (MAD), Mean Absolute Percentage Deviation (MAPD), Cumulative Error (E), serta Average Error atau Bias ( ).


Perencanaan Operasi: Kapasitas, Lokasi, Layout, Kualitas, dan Metode

  1. Perencanaan operasi jangka panjang meliputi: perencanaan kapasitas, lokasi, layout, kualitas, dan metode

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan perencanaan jangka panjang, yaitu perkiraan permintaan, biaya, perilaku pesaing, strategi bisnis, dan pengaruh internasional.

  3. Perencanaan kapasitas (jumlah produk yang dapat diproduksi pada kondisi normal). Pada produksi barang kapasitas melebihi sedikit dari permintaan, sedangkan pada jasa low contact berdasarkan rata-rata permintaan, high contact berdasarkan permintaan puncak.

  4. Perencanaan lokasi, untuk produksi barang berdasarkan pertimbangan-pertimbangan: bahan baku, pasar, tenaga kerja, dan biaya transportasi, sedangkan untuk operasi jasa low contact berdasarkan pertimbangan tenaga kerja, pasar atau biaya transportasi, operasi jasa high contact lokasi harus diletakkan dekat dengan pelanggan.

  5. Alternatif layout untuk produksi barang adalah process layout, cellular layout, dan product layout. Layout untuk operasi jasa low contact disusun untuk meningkatkan kualitas jasa dan operasi jasa high contact disusun untuk memenuhi keinginan dan harapan pelanggan.

  6. Produk yang dihasilkan baik barang maupun jasa harus memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.

  7. Operasi barang maupun jasa membutuhkan metode perbaikan yang berkelanjutan, untuk produksi barang menggunakan process flow chart, sedangkan untuk operasi jasa menggunakan service flow chart.


Penjadwalan dan Pengawasan Operasi

  1. Lima faktor penting dalam manajemen material adalah transportasi, gudang, pembelian, pemilihan suplier, dan pengendalian persediaan.

  2. Beberapa alat analisis yang digunakan dalam production process control adalah worker training, Just in Time, Material Requirement Planning, dan Quality Control.

  3. Pengawasan operasi terdiri dari material management dan production process control.

  4. Penjadwalan untuk operasi jasa, meliputi jadwal kerja dan pekerja.

  5. Penjadwalan operasi terkait dengan penempatan waktu perolehan dan penggunaan sumber daya input untuk produksi

  6. Penjadwalan untuk produksi barang dalam jangka panjang disusun menjadi master production schedule terkait dengan produk apa yang akan diproduksi, kapan produksi akan dilakukan, dan sumber daya apa yang akan digunakan dalam.


Manajemen Kualitas dan Produktivitas

  1. Produktivitas adalah pengukuran kinerja perekonomian, yaitu dengan membandingkan jumlah yang kita produksi dengan sumber daya yang kita gunakan untuk memproduksinya.

  2. Dalam sudut pandang konsumen, kualitas adalah kecukupan produk dalam memenuhi kegunaannya, sedangkan dari sudut pandang perusahaan (sebagai produsen), kualitas adalah menyakinkan produk yang dibuat sesuai dengan desainnya (disebut sebagai quality of conformance).

  3. Statistical process control (SPC) merupakan prosedur statistik yang menggunakan control charts dalam pengecekan proses produksi untuk melihat apakah ada bagian di dalamnya yang tidak berfungsi secara benar, yang mana dapat menyebabkan kualitas yang buruk.

  4. Control charts dapat digunakan baik untuk atribut maupun variabel, dan dalam masing-masing kategori terdapat beberapa tipe control charts, 4 control charts yang umum digunakan (dua untuk masing-masing kategori), yakni mean ( ) control charts dan range (R) control charts untuk variabel, p-charts control dan c-charts control untuk atribut.

  5. Pendekatan manajemen kualitas melalui keseluruhan sistem produksi dan organisasi produksi dikenal dengan istilah Total Quality Management (TQM). TQM menekankan peranan dominasi manajemen puncak untuk mengarahkan usaha-usaha yang berkualitas (total quality effort), yakni semua karyawan pada semua level harus fokus dan bertanggung jawab atasnya, melakukan peningkatan kualitas secara terus-menerus, dan menyakinkan bahwa kualitas adalah poin utama dari semua fungsi organisasi.


Konsep Dasar Pemasaran

  1. Pemasaran adalah proses dari perencanaan dan pelaksanaan konsep yang telah ditetapkan sebelumnya, penentuan harga, promosi dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menghasilkan perubahan yang dapat memuaskan tujuan individu dan organisasi.

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran adalah keinginan dan kebutuhan serta kemampuan konsumen. Faktor-faktor luar yang mempengaruhi program pemasaran adalah politik-hukum, sosial-budaya, teknologi, ekonomi dan persaingan.

  3. Informasi mengenai keinginan dan kebutuhan konsumen dapat diperoleh melalui riset pemasaran, dengan tahapan, yaitu mempelajari situasi saat ini, memilih metode riset, mengumpulkan data, menganalisis data, dan mempersiapkan sebuah laporan.

  4. Dua aspek penting dalam proses pemasaran adalah mengembangkan rencana pemasaran dan menentukan tujuan pemasaran.

  5. Bauran pemasaran (marketing mix), terdiri dari kebijakan produk (mengembangkan produk), harga (menetapkan harga), promosi (melakukan promosi), place atau tempat (mendistribusikan produk). Dalam bauran pemasaran jasa, terdapat 3 unsur tambahan yang melengkapi bauran tersebut, yaitu people (orang yang menyampaikan jasa), physical evidence (faktor-faktor fisik pendukung jasa), serta proses (proses penyampaian jasa).

Segmentasi Pasar, Penentuan Pasar Sasaran (Targeting), dan Posisi Pasar (Positioning)

  1. Segmentasi pasar adalah proses pemilahan pasar menjadi sekumpulan konsumen yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang sama. Empat variabel yang dapat dijadikan dasar segmentasi adalah geografis, demografis, psikografik, dan kegunaan produk.

  2. Penentuan pasar sasaran adalah sekelompok orang yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang sama. Strategi penentuan pasar sasaran terdiri dari konsentrasi segmentasi single, spesialisasi selektif, spesialisasi produk, spesialisasi pasar, mendukung pasar secara penuh.

  3. Positioning, yaitu penentuan posisi adalah bagaimana perusahaan menanamkan image produk di benak konsumen. Tujuh pilihan yang dapat menjadi dasar positioning, yaitu atribut positioning, positioning yang menguntungkan, penggunaan atau aplikasi positioning, positioning pengguna, positioning pesaing, positioning kategori produk, positioning kualitas dan harga.

  4. Ada 4 hal yang harus dihindari oleh perusahaan, yaitu underpositioning, overpositioning, confused positioning, doubtful positioning.

Perilaku Konsumen

  1. Perilaku konsumen adalah pembelajaran tentang proses pengambilan keputusan yang diambil oleh konsumen untuk membeli dan mengonsumsi suatu barang.

  2. Empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu psikologi, pribadi, sosial, dan budaya.

  3. Proses pembelian konsumen terdiri dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan untuk membeli, evaluasi setelah pembelian.

  4. Pasar organisasi terdiri dari industri, penjual, dan pemerintah/pasar institusi.

  5. Pasar industri, termasuk bisnis yang melakukan pembelian barang yang diperlukan untuk membuat barang lain dan yang berguna untuk selama proses produksi. Termasuk dalam pasar ini adalah petani, pabrik dan beberapa retail.

  6. Pasar penjual, yaitu pasar organisasi yang terdiri dari pihak-pihak perantara yang membeli barang-barang yang sudah jadi untuk kemudian dijual lagi.

  7. Pasar institusi terdiri dari organisasi nonpemerintah seperti rumah sakit, gereja, museum, organisasi amal yang juga menjadi pasar substansial untuk beberapa produk dan jasa.

  8. Perbedaan pokok permintaan antara konsumen dan produk industri adalah permintaan derivatif (permintaan pada barang industri yang timbul sebagai akibat dari adanya permintaan konsumen) dan permintaan tidak elastis (timbul ketika harga sebuah produk tidak berpengaruh pada permintaan).

  9. Tidak seperti konsumen pada umumnya, pembeli industri adalah para profesional, spesialis dan ahli atau setidaknya memiliki informasi yang cukup.

  10. Perbedaan proses pengambilan keputusan pembeli organisasi mengacu pada tiga proses penting, yaitu pengembangan spesialisasi produk, evaluasi alternatif-alternatif yang ada, dan membuat evaluasi pasca-penjualan.

KEPUTUSAN BAURAN PEMASARAN

Konsep Produk dan Pengembangan Produk Baru

  1. Sebuah produk adalah apa pun yang dapat ditawarkan pada pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan mereka. Produk yang dipasarkan termasuk barang fisik, barang jasa, pengalaman, even, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide atau gagasan. Pelanggan membeli produk lebih karena nilai yang terkandung di dalam produk tersebut.

  2. Setiap produk mengandung beberapa tingkatan, mulai dari core benefit, basic product, expected product, augmented product hingga potential product.

  3. Produk dapat digolongkan berdasarkan wujud dan ketahanannya, yaitu durability dan tangibility, serta jenis pembeli, yaitu produk konsumer (consumer product) dan produk industri (industrial products).

  4. Bauran Produk (Product Assortment) terdiri dari width atau kelebaran suatu bauran produk (seberapa banyak perbedaan lini produk perusahaan); length (jumlah total item produk yang ada dalam bauran); depth (seberapa banyak variasi yang ditawarkan oleh setiap produk dalam satu lini); consistency (seberapa dekat hubungan antara berbagai lini produk)

  5. Selain mengembangkan fitur produk, pemasar juga harus berupaya agar konsumen mampu mengidentifikasi produknya. Ada 3 alat untuk membuat konsumen mampu mengidentifikasi produk, yaitu branding (mengelola merek), packaging (kemasan), serta labelling (memberikan label).

  6. Terdapat 7 tahap pengembangan produk baru, yaitu product ideas (gagasan produk); screening (penyeleksian); concept testing (menguji konsep), business analysis (analisis bisnis); prototype development (pengembangan prototipe); product testing and test marketing (pengujian produk dan pengujian pasar); commercialization (komersialisasi).

  7. Sebuah produk yang telah dipasarkan akan memiliki apa yang disebut siklus produk (PLC), yaitu serangkaian tahapan yang dilalui sebuah produk selama produk menghasilkan keuntungan. Tahapan PLC adalah introduction (pengenalan), growth (pertumbuhan), mature (kedewasaan), dan decline (penurunan).


Pricing (Penetapan Harga)

  1. Harga merupakan satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan (revenue). Harga juga merupakan elemen bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan. Selain itu, harga turut mengkomunikasikan nilai produk perusahaan terhadap pasar.

  2. Pada dasarnya ketika menetapkan harga, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa hal seperti penetapan harga untuk mewujudkan keuntungan perusahaan, volume penjualan (permintaan atas berbagai produk berbeda sifatnya), persaingan dari perusahaan lain, pandangan masyarakat terhadap suatu produk, serta kedudukan perusahaan dalam pasar.

  3. Terdapat beberapa metode penetapan harga antara lain melalui pendekatan biaya (break even analysis dan mark up pricing), penetapan harga yang kompetitif, menentukan harga terobosan (penetrating pricing), menetapkan harga berdasarkan permintaan/demand, kepemimpinan harga (price leadership), menjual produk berkualitas dengan harga rendah, serta kebijakan harga tinggi jangka pendek (price skimming).

Distribusi Produk

  1. Salah satu fungsi penting dari pemasaran adalah menyalurkan produk dari lokasi produksi ke berbagai lokasi di mana konsumen berada. Isu pendistribusian produk perlu dibedakan pada 2 aspek, yaitu menentukan institusi yang akan melakukan kegiatan mendistribusikan produk, menentukan cara penyimpanan (penggudangan) dan alat-alat pengangkutan yang akan mendistribusikan produk (barang) dari pabrik perusahaan ke institusi-institusi yang membantu memasarkan barang pada konsumen.

  2. Kesuksesan suatu produk bukan hanya ditentukan oleh bauran produk, namun juga distribution mix atau bauran distribusi, yaitu kombinasi beberapa saluran distribusi yang dipilih oleh perusahaan untuk menyampaikan produk pada pengguna akhir (end user/konsumen akhir). Sebuah saluran distribusi atau distribution channel adalah sebuah jalur atau pola (path) yang dilalui oleh produk mulai dari produsen sampai ke pengguna akhir (end user).

  3. Perusahaan dapat memilih untuk mendistribusikan sendiri produknya atau menggunakan perantara (intermediaries). Pada dasarnya, sebuah perusahaan dapat memasarkan dan mendistribusikan sendiri produknya apabila pasaran bersifat lokal, meliputi daerah di sekitar tempat memproduksi. Selain itu biaya, jenis barang yang dijual serta jumlah pelanggan juga merupakan faktor penting lain yang akan menentukan saluran distribusi dan cara pemasaran.

  4. Pada umumnya institusi yang melakukan kegiatan pemasaran (disebut juga intermediaries) dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu pedagang besar (wholesaler), pedagang eceran (retailer), dan agen pemasaran (agen atau broker).

  5. Terdapat beberapa alternatif saluran distribusi, yaitu melalui (a) saluran distribusi langsung produsen ke konsumen, (b) produsen-pengecer-konsumen, (c) produsen-pedagang besar-pengecer-konsumen, (d) produsen-agen penjualan-konsumen, dan (e) produsen-agen penjualan-pengecer-konsumen.

  6. Umumnya terdapat 3 jenis strategi distribusi yang dapat dipilih perusahaan, yaitu distribusi intensif, selektif atau eksklusif.

  7. Konflik dalam distribusi muncul, yaitu ketika anggota saluran distribusi yang ada mengalami ketidaksetujuan atau tidak sepakat mengenai peranannya masing-masing atau mengenai reward (penghargaan/insentif/yang akan diperoleh) yang sebaiknya diterima. Konflik juga dapat muncul ketika salah satu anggota saluran distribusi memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan lainnya. Untuk itu, diperlukan kepemimpinan saluran distribusi (channel leadership).

  8. Terdapat beberapa faktor yang mengharuskan sebuah perusahaan melakukan penggudangan, antara lain adanya perbedaan pola produksi dan pola konsumsi, keadaan pasaran yang tersebar di berbagai daerah disertai permintaan keseluruhan yang cukup besar, perbedaan yang berlaku di antara masa produksi dan masa konsumsi yang cukup nyata.

  9. Selain gudang, perusahaan juga perlu mempertimbangkan alat pengangkutan yang digunakan. Umumnya terdiri dari 3 jenis, yaitu darat (truk, kereta api), air (kapal laut, pipa), serta udara (pesawat).


Promosi Produk

  1. Promosi adalah teknik-teknik atau berbagai cara yang dirancang untuk menjual sebuah produk. Promosi merupakan salah satu aspek dari bauran komunikasi atau communication mix, yaitu pesan keseluruhan yang disampaikan perusahaan pada konsumen tentang produk mereka.

  2. Para pemasar perlu memahami dengan baik elemen-elemen komunikasi yang efektif. Sebuah model komunikasi yang terdiri dari sembilan elemen. Dua elemen merepresentasikan pihak-pihak utama yang terlibat dalam komunikasi, yaitu sender (pengirim) dan receiver (penerima). Dua elemen mewakili alat-alat utama komunikasi, yaitu message (pesan) dan media. Empat elemen mewakili fungsi utama komunikasi, yaitu encoding, decoding, response, dan feedback. Elemen terakhir dalam komunikasi adalah noise (berbagai pesan random dan simpang siur yang mengintervensi proses komunikasi).

  3. Gagalnya komunikasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu selective attention (perhatian yang selektif), selective distortion (bentuk yang selektif), selective retention (ingatan yang selektif).

  4. Bauran promosi merupakan perpaduan alat-alat promosi, antara lain iklan, promosi penjualan (sales promotion), penjualan langsung, hubungan masyarakat dan publisitas, serta pemasaran langsung.

  5. Ketika memutuskan untuk menggunakan iklan sebagai salah satu alat promosinya, perusahaan harus menetapkan lebih dulu tujuan iklan, antara lain memberikan informasi (informative advertising), persuasi (persuasive advertising), mengingatkan (reminder advertising), serta reinforcement advertising (memperkuat). Keputusan yang harus diambil terdiri dari 5M, yaitu mission, money, message, media, dan measurement.

  6. Sales promotion merupakan salah satu kunci utama kampanye pemasaran, terdiri dari beragam alat berbentuk insentif, biasanya bersifat jangka pendek, dirancang untuk menstimulasi pembelian segera atau pembelian dalam jumlah besar, meliputi consumer promotion (promosi konsumer), trade promotion, dan sales force promotion.

  7. Public relation and publicity (PRP), meliputi beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi imej perusahaan atau produk perusahaan. PRP memiliki beberapa fungsi, antara lain press relation (hubungan dengan pers), product publicity, corporate communication (komunikasi korporat), lobbying (alat untuk melobi), serta counceling.

  8. Personal selling merupakan salah satu alat promosi yang paling efektif pada tahapan lanjut dalam proses pembelian, terutama dalam membangun preferensi dan keyakinan pembeli, serta mendorong pembeli melakukan tindakan (melakukan pembelian).

  9. Direct marketing bukan direct selling (penjualan langsung dari produsen pada konsumen, tidak menggunakan perantara). Berarti menggunakan berbagai saluran promosi yang langsung menuju konsumen tanpa menggunakan perantara. Misalnya, menggunakan surat, katalog, telemarketing, TV interaktif, kios, website, e-mail, fax.

  10. Ketika merancang bauran komunikasi pemasaran, perusahaan umumnya mempertimbangkan 2 faktor, yaitu jenis pasar produk, di mana perusahaan harus mengetahui apakah pasar yang dituju merupakan pasar konsumer (konsumen individu) atau pasar bisnis (konsumen merupakan perusahaan atau organisasi), serta tahap kesiapan pembeli (buyer readiness stage).

  11. Integrated Marketing Communication (IMC) oleh American Association of Advertising Agencies didefinisikan sebagai sebuah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang menyadari adanya tambahan nilai dari suatu perencanaan yang komprehensif. IMC membuat perusahaan harus benar-benar memikirkan berbagai cara untuk mencapai konsumen, dan membuat mereka memikirkan keseluruhan proses pemasaran, bukan hanya sebagian.


PENGELOLAAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Analisis Akuntansi dan Keuangan

  1. Informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi sangat diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan akuntansi adalah mencatat, merangkum, melaporkan, dan menginterpretasikan data ekonomi untuk digunakan oleh berbagai kelompok dalam sistem ekonomi dan sosial.

  2. Informasi ekonomi dan keuangan yang ada digambarkan dalam laporan keuangan yang terdiri dari berbagai akun-akun. Siklus akuntansi merupakan tahapan-tahapan dalam sistem akuntansi.

  3. Persamaan akuntansi menyatakan bahwa harus adanya keseimbangan antara sisi kiri dan sisi kanan dari persamaan akuntansi. Aktiva = Utang + Modal.

  4. Perusahaan sebagai entitas bisnis melakukan tiga aktivitas bisnis, yakni aktivitas investasi, pembiayaan, dan operasi. Aktivitas-aktivitas tersebut tercermin dalam laporan keuangan, yakni neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan laporan ekuitas serta catatan atas laporan keuangan.

  5. Neraca adalah laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Neraca terdiri dari komponen aktiva (aset) dan pasiva (utang dan modal).

  6. Metode analisis atas laporan keuangan dapat dilakukan melalui analisis vertikal, horizontal, rasio, dan dupont.

  7. Analisis vertikal adalah analisis yang kita lakukan dengan cara membandingkan nilai dari akun-akun yang berada pada satu periode.

  8. Analisis horizontal adalah metode analisis laporan keuangan di mana kita bandingkan nilai nominal dari setiap akun yang sama selama beberapa periode, hal ini kita lakukan untuk melihat trend (pola) dari nilai akun-akun tersebut.

  9. Analisis rasio digunakan untuk menjawab 4 pertanyaan, yakni seberapa likuid suatu perusahaan, apakah perusahaan menghasilkan laba operasi yang cukup bagi asetnya, bagaimana perusahaan membiayai asetnya, dan apakah pemilik (pemegang saham biasa) menerima pengembalian (return) yang cukup atas investasinya.

  10. Analisis dupont terkait pada rasio ROE dan turunannya, yang mana menggabungkan antara analisis rasio dengan analisis vertikal maupun horizontal.


Fungsi Manajemen Keuangan dan Konsep Nilai Uang

  1. Manajemen keuangan perusahaan dipegang oleh direktur keuangan dan dibantu oleh treasurer (manajer keuangan) dan akuntan (controller).

  2. Tujuan maksimalisasi profit tidaklah tepat dijadikan tujuan utama dalam keputusan keuangan perusahaan, tetapi maksimisasi kemakmuran pemegang saham. Tujuan untuk memaksimumkan profit dapat dilihat dari 3 hal, yakni orientasi profit, risiko ketidakpastian, dan waktu penerimaan profit (pendapatan).

  3. Prinsip keuangan yang melandasi manajemen keuangan ada sepuluh, yakni Risk return trade-off, Time value of money, Cash-not profit-is king, Incremental cash flow, The curse of competitive market, Efficient capital market, Agency problem, Taxes bias business decision, All risks are not equal, Ethical behavior is doing the right thing.

  4. Dalam melakukan proses pengambilan keputusan keuangan, kita harus memperhatikan konsep cost-benefit analysis.

  5. Faktor yang perlu kita perhatikan adalah nilai uang dari arus kas proyek tersebut. Konsep ini membawa kita untuk dapat membandingkan dua atau lebih proyek dengan nilai waktu yang sama.

Penggunaan dan Sumber Dana Perusahaan

  1. Aktivitas investasi perusahaan yang tercermin dalam laporan neraca bagian aktiva (aset) meliputi dua komponen utama, yakni aset lancar (modal kerja) dan aset tetap.

  2. Aset lancar mempunyai karakteristik lebih likuid dibandingkan aset tetap dan masa manfaatnya kurang dari setahun serta dapat langsung dirasakan manfaatnya dalam menghasilkan pendapatan pada tahun bersangkutan.

  3. Aset tetap mempunyai karakteristik kurang likuid, masa manfaatnya lebih dari setahun dan baru dapat dirasakan manfaatnya di masa depan.

  4. Adanya trade off dalam pengelolaan modal kerja, di mana peningkatan modal kerja bersih dengan peningkatan aset lancar akan menaikkan likuiditas perusahaan, tetapi menurunkan profitabilitas-nya sedangkan penurunan modal kerja bersih dengan pengalihan utang jangka panjang ke utang jangka pendek akan meningkatkan profitabilitas perusahaan, tetapi menurunkan likuiditasnya.

  5. Keuntungan penggunaan utang jangka pendek untuk modal kerja memberikan keuntungan akan rendahnya beban bunga yang harus dibayar. Akan tetapi, memberikan tingkat risiko likuiditas dan ketidakpastian tingkat bunga.

  6. Keuntungan penggunaan utang jangka panjang untuk membiayai aset tetap adalah rendahnya tingkat bunga, likuiditas perusahaan dan kestabilan tingkat bunga.

  7. Sumber pendanaan perusahaan dapat disediakan melalui 3 sumber, yaitu temporar, spontan, dan permanen.

  8. Sumber pendanaan